Sabtu, 05 Januari 2008

Nasihat Kematian...


Minggu 30 desember 2007 ,saat menunggu giliran presentasi sebuah tamparan menempel di pipi ini. Ga tau sebabnya, kontan si pau menghajarku dengan hajaran ala 'ospek'. Ahh... mungkin hanya bercanda, ungkapku dalam hati. Memang ospek kami di teknik terkenal dengan kerasnya, sehingga banyak teman-teman pada hobi menirukannya, termasuk pau.

Tapi tak biasanya ia bersikap seperti itu padaku, aneh.... ntahlah. Aku terus berlanjut menunggu giliran presentasi. beberapa saat kemudian, datanglah si 'pau' kembali. Dia melanjutkan gurauannya yang tadi....
"Lai serius ang ikuik acara"??? Ungkapnya sambil menyandarkan ku ke dinding. Penasaran terhadap apa yang diperbuatnya padaku, langsung aku membalas perbuatannya. Dengan sedikit jengkel, berkata, apa yang terjadi padanya. Dia hanya tersenyum, seperti biasa ketika kami bercanda...
Selasa 1 Januari 2008,ponselku berdering, 1 sms diterima. Sebuah pesan singkat dari nomor yang tidakku ketahui menghentakkan ku. "kawan-kawan, segera ke M.Djamil, si pau n wazer kecelakaan". Tanpa berfikir panjang aku langsung bergegas menuju ke sana. Sesampainya di M.Djamil terlihat teman-temanku seangkatan ramai berkumpul. Pau kecelakaan motor tadi malam, sela salah satu temanku dan sedang dioperasi sekarang, kepalanya kena benturan...
Kira-kira 4 jam kami menunggu, akhirnya keluarlah salah seorang dokter yang ikut dalam operasi tersebut. Penasaran apa yang terjadi aku menanyakan pada si dokter perihal keadaan si pau. "Fauzan mengalami luka yang cukup parah di kepalanya dan pada otaknya terdapat darah beku, dan itu yang membuatnya belum sadar saat ini...
Ya Allah, jangan Kau berikan cobaan yang pernah dialami oleh almarhumah tanteku pada pau, ungkapku dalam hati.
1, 2, dan 3 Desember 2008, dengan sabar aku dan teman-teman menunggu pau yang sedang terbaring tak berdaya di icu M.Djamil. Beberapa orang temanku bahkan rela tidur di sana berteman dengan dinginnya malam. Sesekali terdengar suara perawat yang memenggil sanak saudara si pau, "tensi fauzan turun n kondisinya melemah", kata salah seorang perawat yang menjaga pau di icu...
Spontan aku dan teman-teman berdoa untuk 'kebaikan' si pau...
Malam 3 Desember 2008, 21:30 WIB. Kulihat pau untuk yang terakhir kalinya, osiloskop penanda kehidupanya terlihat lesu. Sesekali terlihat gelombang nafasnya, walaupun jarang. Iseng ku bandingkan osiloskop pau dengan seorang bapak yang berada disebelahnya, terlihat gelombang yang cukup rapat pada orang osiloskop orang tersebut...
Ya Allah apa yang akan terjadi pada sahabatku ini??? Hati ini mulai bergalau kacau.. Mungkin ini hanya kecemasanku saja, ungkapku sambil menguatkan hati ini.
Malam 3 Desember 2008, 22:00 WIB. "Dek si pau lah dulu", sebuah pesan singkat kuterima dari salah seorang kawan. Innalillahi Wa Inna llaihi Rajiun, ternyata ini arti 'tamparan' yang diberikan si Pau. Tamparan perpisahan sekaligus nasihat agar aku harus 'serius ikut acara' yang telah disiapkan Allah....
Slamat Jalan Sahabat, sahabat yang begitu lembut dan baik...
Ya Allah terimalah ia, lapangkanlah tempat istirahatnya, terangilah tempatnya, dan kumpulkan kami di JannahMU, amin...